POSMETRO.CO Bisnis

Berawal Dana Hibah Rp 10 Juta Kini Beromset Rp 6  Miliar

 

Kesibukan di KKBU PT Excelitas Technologies Batam.

Berawal Dana Hibah 10 Juta Kini Beromset 6
‎Bermodal awal dana hibah Rp 10 juta dari perusahaan tempat bekerja, karyawan atau buruh PT Excelitas Technologies Batam di Kawasan Industri Batamindo, Mukakuning, Batam, mendirikan koperasi. Sejumlah karyawan membentuk pengurus koperasi
dengan tujuan awal hanya ingin membantu karyawan, memenuhi kebutuhan sehari-hari dilingkungan perusahaan.‎

Dengan modal awal itu, koperasi yang diberi nama, Koperasi Karyawan Usaha Bersama (KKBU) PT Excelitas Technologies Batam, mendapat keuntungan, sekitar Rp 3 juta dalam 1 tahun. Tahun berikutnya, modal itu bertambah dari keuntungan dan masuknya iuran anggota, yang terus meningkat. Koperasi karyawan perusahaan itu akhirnya bisa berkembang lebih besar.

‎Perkembangan itu maju pesat karena karyawan dan perusahaan yang saling mendukung. Pihak koperasi menjual berbagai kebutuhan karyawan. Seperti makanan ringan, minuman ringan dan lainnya. Bahkan keuntungan mereka per tahun berlipat ganda ratusan kali dari modal dan keuntungan awal.

Tahun 2017 lalu, bahkan koperasi itu sudah mengantongi keuntungan Rp510 juta pertahun. Sementara omset mereka per tahun, sekitar Rp6,12 miliar. Omset itu berasal dari penjualan barang dan jasa.

‎Dengan omset 6,12 miliar itu, kini
Karyawan yang membutuhkan pinjaman hingga puluhan juta, bisa memanfaatkan dana yang dimiliki koperasi. Koperasi karyawan yang beranggotakn 778 itu, kini bisa memberikan bantuan lebih besar bagi karyawan.‎ Bahkan untuk kredit motor, mobil hingga rumah, karyawan perusahaan itu, bisa memanfaatkan fasilitas dana pinjaman dari koperasi mereka. ‎

‎Uraian diatas, merupakan kabar awal, terkait koperasi karyawan perusahaan elektronik di kawasan industri Batamindo, yang hinggap ke jurnalis POSMETRO. Cerita awal itu kemudian, mendorong untuk menelisik perjalanan koperasi itu, Kamis (12/10), siang menjelang sore.

Siang itu tepat pukul 11.30, aktivitas di mini market koperasi terlihat padat oleh karyawan koperasi yang memasuki jam istirahat hanya sekedar untuk membeli makanan dan minuman ringan. Karena untuk kebutuhan makan sudah di tanggung pihak perusahaan.Terlihat wajah wajah sumringah dari karyawan yang sebagian tinggal di Perumahan Karyawan di areal kawasan Industri, Batamindo, Dormitori saat berbelanja.

Karyawan yang mayoritas perempuan itu, terlihat bergegas menuju meja pengurus koperasi. Selain belanja, diantara mereka ada yang berkonsultasi terkait pengajuan pinjaman.

Hendri, salah seorang pengurus koperasi yang sempat membuat janji menyambangi meja, tempat wartawan POSMETRO, menikmati minuman ringan kaleng, siang itu. “Ginilah kalau siang bang. Ramai. Bisa tidak muat tempat kami. Makanya kalau sudah jam istirahat, sering ngantri. Apa lagi kalau karyawan habis gajian,” cerita ‎Hendri.

Hendri terlihat bisa tenang, melayani wartawan, walau kondisi saat itu orang yang singgah, cukup ramai. Ini bisa dilakukan, karena sudah ada yang melayani karyawan yang berbelanja. Berbeda saat koperasi itu baru dibentuk. Pengurus koperasi yang juga karyawan perusahaan, harus gantian berjaga di koperasi yang kini mirip minimarket itu, sepulang kerja.

Kini, koperasi itu sudah memiliki empat orang karyawan. Karyawan itu, khusus untuk bertugas dan melayani di KKBU. Petugas berjaga secara bergiliran. ‎Petugas di gaji koperasi, setara dengan UMK Batam, atau sekitar Rp3,2 juta per bulan. Gaji itu, masih belum termaksuk makan gratis. KKBU buka selama 24 jam untuk menyesuaikan sistem kerja perusahaan yang menerapkan 3 shift.

“Mereka tetap mendapat hak seperti karyawan perusahaan. Gaji UMK dan dapat tambahan gaji kalau over time. Menggaji karyawan empat orang, itu kebanggaan koperasi . Makanya koperasi juga bisa buka 24 jam per hari,” ujar Hendri. ‎

“Awalnya, anggota kita 20 orang saat ‎baru didirikan. Berjalan waktu, anggota tambah. Setelah koperasi berkembang pesat, anggota juga berkembang pesat,” ujar dia.

Jumlah anggota koperasi, diyakini akan terus bertambah, karena jumlah karyawan di perusahaan itu sendiri, ada kurang lebih 1.600 orang. “Karyawan yang tergerak hati ingin jadi anggota. Kita tak ada promosi, minta ikut anggota, apa lagi mewajibkan jadi anggota,” ucapnya.

Dengan jumlah karyawan, dan seiring bertambah anggota koperasi, penjualan dan penggunaan jasa koperasi juga meningkat. Jasa dimaksudkan Hendri, mulai dari pinjaman dana koperasi untuk karyawan hingga ‎jasa layanan pembayaran air dan listrik, pulsa telepon, pulsa listrik dan tiket pesawat. ‎

Selain itu, ada layanan pinjaman dengan kategori, ‎pinjaman lunak (uang cash), maksimal Rp3 juta. “Cukup mengisi formulir yang disediakan koperasi. Itu pinjaman lunak, dengan pengembalian, sistem potong gaji, sesuai kemampuan karyawan,” katanya.

Khusus kebutuhan karyawan yang dinilai urgent, seperti musibah atau keperluan keluarga yang sangat mendesak, koperasi bisa mengeluarkan pinjamkan hingga Rp10 juta. Bahkan, untuk sifatnya pinjaman uang cash koperasi memberikan tanpa bunga. “Kita berikan tanpa bunga,” tegas Hendri.

KKBU juga memberikan kemudahan kepada anggota, jika hendak memilik sepeda motor, elektronik, mobil, hingga rumah dengan cara kredit. Namun untuk pinjaman ini, diakui dikenakan bunga. “Tapi bunga pinjamannya, jauh dibawah bunga pinjaman bank atau layanan kredit lainya,” beber dia.

Untuk sepeda motor proses kreditnya satu hari biasanya selesai. Pihak koperasi membantu, dengan mengurus pembayaran ke dealer oleh koperasi. “Pagi kita bantu urus, siang sudah bisa di bawa kendaraannya, cicilnya dengan potong gaji, ” sambungnya.

Sementara untuk rumah, tergantung proses di developer. Sementara untuk renovasi rumah, pihak koperasi akan membantu dengan mendatangi toko bangunan atau material, untuk ikut serta membantu karyawan PT itu. “Material untuk renovasi rumah, kita hitung hingga limit maksimal Rp 20 juta. Kita bayar ke toko material, nanti pembayarannya dengan potong gaji juga,” paparnya.

Sejauh ini tercatat sudah ratusan anggota mendapat kredit ringan dari anggota KKBU. Termasuk didalamnya kredit mobil dan rumah. Dimana, ada kredit enam mobil dan dua rumah. “Khusus mobil dan rumah kita berikan pinjaman maksimal Rp 100 juta rupiah, ” kata Hendri. ‎

Dengan berbagai pilihan model pinjaman yang disediakan KKBU, setiap bulan pihak KKBU mengeluarkan uang pinjaman untuk anggota rata-rata sebesar Rp 40 juta rupiah. Sementara perputaran uang di mini market yang di miliki KKUB sebesar Rp 18 juta setiap harinya.

” Hasil Rp 18 juta itu hanya penyediaan keperluan penunjang aktifitas karyawan di perusahaan saja seperti makanan cemilan dan minuman,” paparnya.

Dengan pemasukan dari usaha dagang dan jasa, dihitung omset perhari, sekitar Rp17 juta sampai 18 juta. Setiap transaksi yang berjalan, baik dari penjualan barang dan jasa, keuntungan yang didapat, sekitar 10 sampai 12 persen.

“Kalau di rata-ratakan, dalam sebulan omset Rp 510 juta. Jadi setahun, omset Rp6.120 miliar. Termasuk didalamnya, untung koperasi setahun, Rp500 juta,” bebernya.‎
‎‎
Keuntungan koperasi itu yang kemudian, dibagikan bagi kepada anggota setiap tahun. Mereka tetap menjalankan prinsip, koperasi karyawan hadir dari dan untuk karyawan. “Koperasi ada dan berkembang, karyawan perusahaan. Jadi dampak dan hasilnya harus dirasakan anggota,” tegasnya.‎

Prinsip itu diakui sangat penting, karena kehadirannya untuk membantu. Selain itu, perjalanan koperasi itu selama ini juga menunjukkan, bagaimana pentingnya. Sehingga, profesionalitas pengurus dalam mengelola koperasi, menjadi kata kunci.

Penegasan itu tidak lepas dari sejarah koperasi, yang awalnya diakui berjalan kurang baik. Sejak berdiri tahun 1995, perkembangan perusahaan diakui lambat. Sebanyak tiga kali pergantian pengurus berlangsung, hingga Hendri ditunjuk melalui keputusan bersama anggota, tahun 2013. Dengan kepercayaan yang dipegang dan komitmen yang dipegang Hendri, pembenahan dilakukan.‎

“Kami pengurus koperasi yang ketiga. Itu kepercayaan besar untuk saya dan rekan-rekan pengurus,” ucap dia.‎

Kepercayaan KKUB ‎PT Excelitas itu, kini dirasa tidak disia-sia. Tidak hanya eksistensi koperasi membantu karyawan. Anggota yang tergabung dalam koperasi, mendapat keuntungan berlipat ganda, dibanding tahun-tahun awal koperasi berdiri.‎

“Alhamdulillah sekarang kita sudah bisa memberikan SHU (Sisa Hasil Usaha) kepada anggota dari dulu yang hanya Rp 70 ribu per tahun, sekarang Rp 1,5 juta per tahun,” ungkapnya. ‎

‎Prestasi itu, menurut Hendri, tidak lepas dari prinsip yang ditanamkan dalam mengelola koperasi. Prinsip itu, membangun kejujuran, integritas dan loyalitas. “Jujur, secara management dan dokumentasi yang saya kelola tidak bagus-bagus amat. Tapi alhamdulilah secara pengelolaan keuangan dan hasilnya cukup baik, ” lanjutnya.

Dalam rekrutmen anggota, selain karyawan perusahaan itu, juga membayar iuran setiap bulan. Iuran koperasi dipotong langsung dari gaji. Walau ada iuran, namun nilainya tergolong kecil. Anggota hanya cukup membayar iuran bulanan sebesar Rp10 ribu, per bulan. Sementara jika keuntungan koperasi setiap tahun untuk anggota dibagi, jumlahnya jauh diatas iuran yang disetor.‎

“Kalau iuran 10 ribu perbulan, berarti‎ pertahun hanya Rp120 ribu. Sementara pembagian SHU, jauh lebih dari itu, diterima anggota. Seperti tadi saya katakan, sekitar Rp1,5 juta,” imbuhnya.

Hendri dan teman-temannya pengurus yang mengelola koperasi itu, merasa bangga dengan capaian mereka. Mereka bangga bisa membantu rekannya satu perusahaan. Memberikan bantuan dengan bunga ringan. “Kami senang. Aku rasakan, saat butuh sepeda motor. Saya diantar koperasi ke dealer,” ungkap karyawan ‎PT Excelitas Technologies Batam, Ana, yang ditemui di lokasi koperasi.

Ana sendiri mengaku menjadi anggota KKBU sejak tahun 2001. Berkat bantuan KKBU, Ana kini memiliki motor ‎Yamaha Aero, seharga Rp 26 juta dan beberapa kali meminjam uang. “Saya meminjam ke koperasi. Tidak ribet urus persyaratan dan bunga ringan. Proses cepat dan bunga rendah,” pengakuan Ana.

Terkait kebaradaan koperasi ini dilingkungan perusahaan industri, Manager Manufacturing, ‎PT Excelitas‎ Dwi Agus, mengaku bersyukur. KKBU diakui, sangat membantu perusahaan, baik langsung dan tidak langsung. Karena sudah membantu karyawan dalam memenuhi kebutuhannya.

“Koperasi sangat membantu perusahaan dalam menyediakan kebutuhan karyawan. Dampaknya, produktivitas karyawan terjaga dengan baik. Karyawan semakin nyaman kerja,” pungkasnya.‎ (agus bagjana)