Industri Asuransi Jiwa 2021 Diprediksikan Membaik

    spot_img

    Baca juga

    spot_img

    Share

    Forum Diskusi Jurnalis Kepri (FDJK) bersama AXA Mandiri melalui Zoom Meeting, Rabu (14/4). (Ist)

    BATAM, POSMETRO.CO : Industri asuransi diprediksikan membaik sepanjang tahun 2021, di tengah pandemi Covid-19. Hal ini dibeberkan Kepala Bagian Pengawasan Produk pada Direktorat Pengawasan Asuransi dan BPJS Kesehatan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kurnia Yuniakhir.

    “Kinerja asuransi jiwa tahun 2021 diprediksi akan membaik, seiring dengan mulai meningkatnya mobilitas masyarakat,” papar Kurnia dalam Forum Diskusi Jurnalis Kepri (FDJK) bersama AXA Mandiri melalui Zoom Meeting, Rabu (14/4).

    Pandemi sejak tahun 2020 lalu pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap tekanan ekonomi disemua sektor industri begitu juga asuransi. Berdasarkan data OJK, premi industri asuransi tahun lalu sebesar Rp6,6 triliun. Namun untuk klaim memang mengalami penurunan -0,77 triliun.

    “Asuransi tumbuh di saat pandemi Covid-19. Tapi klaim turun karena masyarakat jarang keluar rumah karena aturan pemerintah (PSSB),” kata Kurnia.

    Selain OJK, juga hadir narasumber Chief Business & Distribution AXA Mandiri, Theodores Tangke dan pengamat asuransi Dosen Universitas Riau Kepulauan Sri Langgeng.

    Senada juga dipaparkan, Chief Bussines and Distribution AXA Mandiri Theodores Tangke. Dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti ini kinerja asuransi mengalami banyak tantangan. Namun, tentunya juga tetap berupaya memanfaatkan tantangan tersebut menjadi sebuah peluang.

    Dampak pandemi Covid-19 saat ini mendorong tingkat kesadaran masyarakat mengenai kebutuhan perlindungan meningkat. Karena itu pihaknya mendorong percepatan tranformasi digital dan mendorong inovasi dan kreativitas.

    “AXA Mandiri berfokus pada proteksi jiwa dan kesehatan,” kata Theodores.

    Sebutnya, saat ini AXA Mandiri memiliki 1 juta nasabah. Dengan didukung lebih dari 2.000 tenaga pemasar yang bersetifikat keagenan (lisensi). Dalam menjalankan proses bisnis, AXA Mandiri menetapkan standard tinggi, membekali para tenaga pemasar dengan pengetahuan mengenai produk dan serangkaian proses yang harus dilalui nasabah.

    AXA Mandiri menggunakan metode No Pass No Sell untuk memastikan kualitas tenaga pemasar. Di mana tenaga pemasar wajib mengikuti pelatihan dan lulus tes, sebelum dapat memasarkan produk asuransi yang baru diluncurkan.

    “Kami memastikan tenaga pemasaran memiliki kualitas metode No Pass No Sell sebelum FA dapat memasarkan produk asuransi.

    Ia membeberkan, klaim dan manfaat yang sudah dibayarkan AXA Mandiri pada tahun 2020 sebesar Rp4,8 triliun. Angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan sebelumnya atau tahun 2010 klaim sebesar Rp5,3 triliun.

    “Kami terus melalukan perbaikan kinerja termasuk pelayanan kepada nasabah,” ungkapnya.

    Sementara itu, pengamat asuransi Dosen Universitas Riau Kepulauan Sri Langgeng mengatakan industri asuransi jiwa memiliki sejumlah peluang yang menjanjikan dalam dekade mendatang.

    Salah satunya karena permintaan asuransi secara global mencapai titik tertingginya sepanjangmasa. Adanya pandemi Covid-19 membuat masyarakat dunia memerlukan perlindungan jiwa dan kesehatan prediksi pertumbuhan7-8 persen

    “Namun juga ada tantangan diantaranya suku bunga yang rendah, pergeseran demografi dan meningkatnya harapan konsumen, terutama di kanal digital,” persen. (hbb)