Jokowi: 215 Negara Rebutan Vaksin dari Uni Emirat Arab dan Tiongkok

    spot_img

    Baca juga

    Modena Memperkenalkan Cooker Hood AX Series

    >>> Untuk Pengalaman Memasak Lebih Modern BATAM, POSMETRO.CO : Modena,...

    Kunjungan Kapal ke Pelabuhan Batam Meningkat 9 Persen di Triwulan I Tahun 2024

    BATAM, POSMETRO: Badan Usaha Pelabuhan Badan Pengusahaan (BP) Batam...

    Semarak Nan Meriah, MTQH ke XIII Bintan Resmi Dimulai

    BINTAN, POSMETRO: Musabaqah Tilawatil Qur'an dan Hadits (MTQH) ke...

    Cara Diam Kapolda Kepri dalam Menyalurkan Bantuan 

    BERBUAT diam-diam, diam-diam berbuat. Itulah yang dilakukan Kapolda Kepri...
    spot_img

    Share

    Presiden Joko Widodo (Jokowi)‎ menjelaskan, diutusnya Erick Thohir tersebut supaya Indonesia bisa mendapatkan obat Covid-19 dari dua negara yang memproduksi vaksin tersebut. (dok Antara)

    JAKARTA, POSMETRO.CO : Pemerintah terus berupaya menemukan vaksin Covid-19 untuk mengatasi pandemi virus Korona yang terjadi di Indonesia ini. Salah satunya dengan mengutus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ke Uni Emirat Arab dan Tiongkok.

    Presiden Joko Widodo (Jokowi)‎ menjelaskan, diutusnya Erick Thohir tersebut supaya Indonesia bisa mendapatkan obat Covid-19 dari dua negara yang memproduksi vaksin tersebut.

    “Itu untuk memastikan vaksin itu bisa kita dapatkan baik dalam bentuk bahan baku yang kita produksi di sini. Maupun beli jadi,” ujar Jokowi di Yogyakarta, Jumat (28/8).

    Menurut Jokowi, vaksin yang diproduksi oleh Uni Emirat Arab dan Tiongkok tersebut diperebutkan oleh 215 negara. Sehingga diharapkan Erick Thohir mampu melobi dua negara tersebut.

    “Karena ini jadi rebutan semuanya. Ada sebanyak 215 negara yang rebutan,” katanya.

    Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga optimis nantinya Indonesia bisa memproduksi vaksin Covid-19 sendiri. Sehingga diharapkan awal tahun 2021 masyarakat yang tertular virus Korona bisa disuntikan.

    Jokowi sadar saat ini kondisi ekonomi sangat terdampak adanya virus Korona tersebut. Namun semuanya akan kembali normal jika nantinya vaksin telah diproduksi di Indonesia.

    “Saya meyakini Insya Allah nanti di bulan Januari kita sudah mulai suntik vaksin‎ biar keadaan Indonesia masuk ke kondisi normal,” ungkapnya.(jpg)